Di Boyolali sendiri ada dua desa yang sudah ditetapkan sebagai kampung lele.
Kampung lele yang pertama pada awalnya berkembang di Desa Tegalrejo, Kecamatan Sawit dan terus berkembang sampai Desa Doplang.
Kampung lele Tegalrejo diresmikan Pemerintah pada tahun 2006 dengan luasan mencapai 5 Ha.
“Saat ini sudah mencapai 21 hektar,” ujar Darseno, Ketua Pokdakan Karya Mina Utama.
Darseno menyebutkan, setiap harinya lele yang dipanen dari Teglrejo mencapai 15 Ton. Harga lele dari petani pada pengepul Rp. 16.000 per Kg.
“Jadi tiap hari uang yang masuk ke Kampung lele mencapai Rp. 240 Juta. Saat ini harga sedang turun, biasanya diatas Rp. 17 ribu per kilo,” katanya.
Tingginya daya saing Kampung lele ini telah mendorong masyarakat desa yang memiliki lahan untuk menjadikannya kolam lele.
“Disini sekarang sudah tidak ada lagi lahan sawah, semuanya sudah di jadikan kolam lele,” ujar Darseno.
Darseno berharap agar pemerintah pusat dan daerah untuk terus membina para pembudidaya ikan lele di kampong lele.
“Semoga bu menteri Susi Pudjiastuti terus meningkatkan pembinaan pada kami agar bisa terus berkembang,” ujar Darseno yang sudah menerapkan sistem budidaya zero waste.
Dimana limbah air kolam lele kami jadikan untuk media budidaya cacing pita.
Cacing pita ini dijual kepada pemilik pembenihan ikan lele yang ada di Gunung Kidul, DIY, Pati, Sukoharjo dan wilayah Jawa Timur. fajar
0 komentar:
Posting Komentar