Jagung unyil saat ini menjadi primadoni kalangan petani di wilayah Boyolali Utara. Hal ini dikarenakan cara budidayanya mudah dan hasilnya juga bagus dibandingkan jagung jenis hibrida.
Menurut salah seorang warga Desa Sumberagung, Kecamatan Klego, Eni (47), Varitas jagung unyil ditanam warga sejak turun- temurun. Dia tahu varitas jagung unyil dari orang tuanya yang juga petani.
Nama unyil sendiri mengingatkan cerita boneka yang pernah popular di televisi, Si unyil. Karena ukuran jagung ini mini, maka diberi nama jagung unyil.
Dijelaskan, jagung unyil biasa ditanam petani di pematang sawah atau ladang. Hal itu bersamaan dengan datangnya musim hujan dimana petani di lahan tadah mulai mengolah lahan miliknya. Untuk mengoptimalkan lahan, maka pematang pun ditanam jagung unyil.
“Mungkin karena ukuranya mini maka diberi nama jagung unyil,” tandasnya, Kamis (12/02).
Jagung unyil, lanjut dia, memiliki biji yang lebih bernas dibandingkan jagung hibrida. Tak hanya itu saja, harga biji jagung juga lebih mahal mencapai Rp 4.500-Rp 5.000/ kg. Sedangkan harga jagung hibrida berkisar Rp 3.000-Rp 3.500/kg.
Petani lain, Yanto (49) warga Desa Genengsari, Kecamatan Kemusu menambahkan, perawatan tanaman jagung unyil sangat mudah. Ibaratnya, begitu ditanam maka biji akan tumbuh dengan subur.
Jagung unyil ini biasa ditanam saat musim penghujan. Untuk pemupukan, petani biasanya menggunakan pupuk kandang. Sementara untuk benih jagung unyil, biasanya didapat dengan mengeringkan hasil panen sebelumnya.
“Di toko-toko tidak ada yang jual, biasanya kita mengeringkan sendiri dari sisa panen,” imbuhnya.
0 komentar:
Posting Komentar