Menggunakan gadget atau gawai saat ini memang sangat marak. Seiring kemajuan teknologi, tidak jarang orangtua memberikan gadget kepada anak sebagai wadah bermain. Lantas, apakah hal tersebut benar?
Menurut Astrid Napitupulu, Psikolog Anak dan Keluarga spesialis Theraplay menjelaskan orangtua bisa mengenalkan gadget kepada anak diatas usia dua tahun. Namun, ini hanya sebatas memperkenalkan, bukan mendekatkan anak kepada gadget.
Jadi, masih menurut Astrid, anak jaman sekarang itu lahirnya sudah di dunia digital. Lahir saat bayi sudah selfie sama mama dan papanya. Digital sudah familiar dengan anak - anak. Pada pandangan sebagian besar orangtua, membuat anak pintar berasosiasi dengan bermain gadget sehingga gadget menjadi pilihan pertama sebagai alat permainan. Padahal, bemain dan bereksperimen secara real di dunia nyata adalah cara terbaik untuk anak belajar dan bereksplorasi.
Pilihan mainan selanjutnya adalah seperti balok - balok konstruktif, dan puzzle. Mainan seperti boneka handuk tidak menjadi favorit. Padahal sebenarnya boneka handuk itu bisa menenangkan anak. Boneka handuk baik untuk membantu emosi anak," kata Astrid saat ditemui di acara asuransi JAGADIRI bersama forum Ngobras, Jakarta, Kamis (24/11/2016).
Masih menurut Astrid, orangtua harus bisa memanfaatkan waktu untuk bermain dengan anak. Sehingga, anak tidak memiliki waktu kosong dan meminta bermain gadget. Mengapa anak begitu suka dengan gadget? Karena anak melihat orangtuanya sangat asik bermain gadget.
"Kemudian anak mencoba dan ternyata enak. Itu memang di dalamnya tujuannya entertaining. anak itu suka simbol, di dalam gadget banyak simbol yang sangat menarik. Sehingga berakibat pada anak berlama - lama menikmati gadget," tambahnya.
0 komentar:
Posting Komentar