Pemilihan ketua umum PAN akan dilaksanakan dalam kongres PAN pada 28 Februari hingga 2 Maret mendatang. Seluruh calon dan pendukungnya pun diminta berkompetisi secara sportif.
Dalam kongres PAN yang akan dilaksanakan di Bali nanti, 2 kader PAN maju sebagai calon ketum yakni Hatta Rajasa dan Zulkifli Hasan. Jelang kongres, keduanya semakin sering melakukan pertemuan untuk berkonsolidasi dengan DPD-DPD pendukung.
Zulkifli Hasan sendiri sejak Minggu (15/2/2015) hingga hari ini berada di Kupang, NTT. Selain menghadiri acara kenegaraan MPR ia juga bertemu dengan kader PAN terkait pemenangannya pada kongres mendatang.
Di NTT sendiri, beberapa ketua DPD yang mendukungnya mendapat ancaman melalui SMS hingga ancaman pemecatan dari PAN. Karena itu, dalam pertemuan terbatas itu ia meminta pendukungnya tak usah takut dengan ancaman-ancaman yang diterimanya. Selain itu, ia berjanji akan memberikan perlindungan pada anggota DPD yang mendukungnya.
Kongres partai memang selalu berjalan dinamis dengan banyak intrik di dalamnya. Mulai dari ancaman pemecatan hingga kampanye hitam. Keluhan selama proses kongres berlangsung juga disuarakan Ketum PAN Hatta Rajasa yang kembali maju berkompetisi. Ia mengeluhkan adanya kampanye hitam yang ditujukan padanya.
Salah satu Ketua DPP PAN, Didik Rachbini yang mendukung Zulkifli Hasan menayangkan adanya kampanye hitam atau sikap saling ancam dalam kontestasi ini. Menurutnya, kedua kubu yang bersaing harus menjunjung sportifitas untuk menjaga kredibilitas partai.
"Kedua kubu harusnya menjaga sportifitas. Kalau Hatta yang menang harus diterima dan kalau Zul yang menang juga harus diterima," ucap Didik di Hotel Aston Kupang, NTT, Senin (16/2/2015).
Adanya kampanye hitam dalam perjalanan kongres menjadi bukti masih kurangnya pemahaman sportifitas dalam internal partai PAN. Menurutnya, selama ini kader partai masih menilai kongres sebagai ajang perkelahian dan bukan sebuah kompetisi.
"Saya melihat teman-teman di partai masih melihat ini sebagai perkelahian. Ini yang harus diubah. Harus menerima dengan jiwa besar dan tidak boleh ada partai baru karena kalah dalam kongres," ucapnya.
Karena itu, ia meminta seluruh kader partai menjunjung tinggi sportifitas agar proses demokrasi di partainya berjalan baik.
"Harus sportif karena itu saya minta teman-teman dari kubu Zul juga mawas diri tidak ikut terbawa mencederai proses kongres," pungkasnya.
Alasan Mendukung Zulkifli
Didik kemudian bciara seputar alasannya mendukung Zulkifli ketimbang Hatta Rajasa. "Dia menawarkan visi untuk desentralisasi partai. Daerah-daerah diberikan kewenangan untuk menentukan calon kepala daerah sendiri. Ini modern dan baik. Karena itu harus dikawal. Kalau nanti nggak dijalankan, saya akan menggugatnya sendiri," kata Didik Rachbini.
Ia mengatakan visi Zulkifli Hasan untuk membesarkan PAN di daerah dinilainya tak maksimal dikerjakan Hatta Rajasa menjadi ketua umum. Terlebih untuk urusan pemilihan kepala daerah dan calon anggota DPRD yang selama ini terpusat ke DPP.
Selain itu, rencana Zulkifli untuk melakukan konfensi untuk calon presiden dari partainya nanti menurutnya suatu hal yang baru di tubuh PAN. Walaupun sebelumnya Partai Demokrat sudah lebih dulu melakukan hal ini pada penjaringan capres Pemilu 2014 lalu.
"Nggak bisa lagi capres terbatas pada Ketum. Semua kader yang potensial dijaring," sambungnya.
Dalam kontestasi ketum PAN tahun ini, Didik mengatakan harus dilakukan secara sportif. Kampanye hitam atau ancaman haruslah dihilangkan dalam persaingan ini.
"Ini tidak boleh dibuat seperti perkelahian karena ini pertandingan. Saya melihat teman-teman menganggap sebagai perkelahian. Tidak boleh ada pecat memecat, ancam mengancam. Harus demokratis," ucapnya.
Karena ia berada di kubu Zulkifli Hasan, ia meminta agar pendukung Zulkifli tak melakukan kampanye hitam dan menjaga sportifitas. "Kita minta grupnya Zul untuk mawas tidak ikut. Kalau Hatta kalah harus menerima dan kalau Zul kalah juga harus menerima," pungkasnya.
detik
Dalam kongres PAN yang akan dilaksanakan di Bali nanti, 2 kader PAN maju sebagai calon ketum yakni Hatta Rajasa dan Zulkifli Hasan. Jelang kongres, keduanya semakin sering melakukan pertemuan untuk berkonsolidasi dengan DPD-DPD pendukung.
Zulkifli Hasan sendiri sejak Minggu (15/2/2015) hingga hari ini berada di Kupang, NTT. Selain menghadiri acara kenegaraan MPR ia juga bertemu dengan kader PAN terkait pemenangannya pada kongres mendatang.
Di NTT sendiri, beberapa ketua DPD yang mendukungnya mendapat ancaman melalui SMS hingga ancaman pemecatan dari PAN. Karena itu, dalam pertemuan terbatas itu ia meminta pendukungnya tak usah takut dengan ancaman-ancaman yang diterimanya. Selain itu, ia berjanji akan memberikan perlindungan pada anggota DPD yang mendukungnya.
Kongres partai memang selalu berjalan dinamis dengan banyak intrik di dalamnya. Mulai dari ancaman pemecatan hingga kampanye hitam. Keluhan selama proses kongres berlangsung juga disuarakan Ketum PAN Hatta Rajasa yang kembali maju berkompetisi. Ia mengeluhkan adanya kampanye hitam yang ditujukan padanya.
Salah satu Ketua DPP PAN, Didik Rachbini yang mendukung Zulkifli Hasan menayangkan adanya kampanye hitam atau sikap saling ancam dalam kontestasi ini. Menurutnya, kedua kubu yang bersaing harus menjunjung sportifitas untuk menjaga kredibilitas partai.
"Kedua kubu harusnya menjaga sportifitas. Kalau Hatta yang menang harus diterima dan kalau Zul yang menang juga harus diterima," ucap Didik di Hotel Aston Kupang, NTT, Senin (16/2/2015).
Adanya kampanye hitam dalam perjalanan kongres menjadi bukti masih kurangnya pemahaman sportifitas dalam internal partai PAN. Menurutnya, selama ini kader partai masih menilai kongres sebagai ajang perkelahian dan bukan sebuah kompetisi.
"Saya melihat teman-teman di partai masih melihat ini sebagai perkelahian. Ini yang harus diubah. Harus menerima dengan jiwa besar dan tidak boleh ada partai baru karena kalah dalam kongres," ucapnya.
Karena itu, ia meminta seluruh kader partai menjunjung tinggi sportifitas agar proses demokrasi di partainya berjalan baik.
"Harus sportif karena itu saya minta teman-teman dari kubu Zul juga mawas diri tidak ikut terbawa mencederai proses kongres," pungkasnya.
Alasan Mendukung Zulkifli
Didik kemudian bciara seputar alasannya mendukung Zulkifli ketimbang Hatta Rajasa. "Dia menawarkan visi untuk desentralisasi partai. Daerah-daerah diberikan kewenangan untuk menentukan calon kepala daerah sendiri. Ini modern dan baik. Karena itu harus dikawal. Kalau nanti nggak dijalankan, saya akan menggugatnya sendiri," kata Didik Rachbini.
Ia mengatakan visi Zulkifli Hasan untuk membesarkan PAN di daerah dinilainya tak maksimal dikerjakan Hatta Rajasa menjadi ketua umum. Terlebih untuk urusan pemilihan kepala daerah dan calon anggota DPRD yang selama ini terpusat ke DPP.
Selain itu, rencana Zulkifli untuk melakukan konfensi untuk calon presiden dari partainya nanti menurutnya suatu hal yang baru di tubuh PAN. Walaupun sebelumnya Partai Demokrat sudah lebih dulu melakukan hal ini pada penjaringan capres Pemilu 2014 lalu.
"Nggak bisa lagi capres terbatas pada Ketum. Semua kader yang potensial dijaring," sambungnya.
Dalam kontestasi ketum PAN tahun ini, Didik mengatakan harus dilakukan secara sportif. Kampanye hitam atau ancaman haruslah dihilangkan dalam persaingan ini.
"Ini tidak boleh dibuat seperti perkelahian karena ini pertandingan. Saya melihat teman-teman menganggap sebagai perkelahian. Tidak boleh ada pecat memecat, ancam mengancam. Harus demokratis," ucapnya.
Karena ia berada di kubu Zulkifli Hasan, ia meminta agar pendukung Zulkifli tak melakukan kampanye hitam dan menjaga sportifitas. "Kita minta grupnya Zul untuk mawas tidak ikut. Kalau Hatta kalah harus menerima dan kalau Zul kalah juga harus menerima," pungkasnya.
detik
0 komentar:
Posting Komentar