Home » » Membaca Dampak Deklarasi Cagub Terlalu Dini Ridwan Kamil

Membaca Dampak Deklarasi Cagub Terlalu Dini Ridwan Kamil

Written By Boyolalikita on Senin, 20 Maret 2017 | 22.41.00

Deklarasi dukungan politik Partai Nasdem pada Walikota Bandung, Ridwan Kamil untuk maju sebagai Cagub Jabar pada Pilkada Serentak 2018 yang dilakukan, Minggu (19/3/2017) berpotensi menjadi blunder politik bagi masa depan karier politik Ridwan Kamil. Langkah terlalu dini menerima pinangan untuk dicalonkan sebagai Cagub pada Pilgub 2018 mendatang menjadi potensi masalah yang tidak sedikit. Ada lima alasan mengapa potensi Ridwan Kamil dianggap melakukan Blunder Politik.

1. Deklarasi Cagub tersebut membuat warga Kota Bandung merasa ditinggalkan, dengan sisa waktu kurang dari 2 tahun, kehadiran RK pada deklarasi tersebut juga mensiratkan ambisi politik RK yang menggebu. Secara etika politik, baik bagi Ridwan Kamil untuk tetap fokus menuntaskan program kerjanya di bandung. Meski tetap harus membangun komunikasi dengan partai-partai politik dan relawan dalam kerangka Pilgub Jabar 2018. Sebab paska deklarasi ini juga akan membawa konsekuensi mengganggu konsentrasi Ridwan Kamil dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai kepala daerah di Kota Bandung.
2. Deklarasi Cagub tersebut juga secara eksplisit menutup ruang koalisi bersama dalam pengajuan Ridwan Kamil sebagai bakal cagub jabar 2018. Dengan hanya 5 kursi di DPRD Jabar, keberadaan Nasdem tentu tidak akan bisa mengajukan sendiri dalam mengusung Ridwan Kamil, perlu dukungan dari partai lain. Langkah Nasdem dengan mengambil momentum tersebut akan membuat partai-partai lain berpikir dua kali untuk ikut dalam gerbong dukungan ke Ridwan Kamil. Sementara partai politik lain yang sejak awal ingin mengusung Ridwan Kamil juga akan mengambil sikap yang sama. Situasi ini tentu akan menyanderanya dalam situasi politik yang kurang nyaman.
3. Ridwan Kamil juga berpotensi tersandera oleh politik kepentingan dari partai Nasdem. Betapapun partai nasdem menegaskan tetap membuka ruang bagi dukungan bersama, tapi sebagai partai yang pertama kali mengusung dan mendeklarasikan Ridwan Kamil sebagai bakal Cagub, Nasdem akan memilih untuk membangun daya tawar politik kepada partai-partai politik lainnya.
4. Pasca deklarasi cagub tersebut akan mengubah peta politik di jabar. Partai-partai politik yang sejak awal menunggu waktu yang tepat kemudian melihat situasi tersebut bukan tidak mungkin akan membangun barisan yang lebih kokoh namun pragmatis, misalnya partai Golkar dan PDIP yang kecil kemungkinannya melakukan koalisi dengan PKS, maka hal tersebut dimungkinkan untuk mengusung calon yang dianggap bisa mematahkan posisi politik Ridwan Kamil di Jabar.
5. Karena peta berubah, maka potensi hasil survey juga akan mengubah hasil dari yang selama ini beredar dari hasil sejumlah survey di Jabar. Artinya jika sinisme menguat karena deklarasi cagub yang terlalu dini untuk maju di Jabar, maka posisi Ridwan Kamil berpotensi secara bertahap akan goyah juga dan tergeser dari puncak. Situasi ini jika tidak dikelola dengan baik, maka nasibnya akan sama dengan seperti Dede Yusuf pada Pilgub 2013, yang mana secara sistematis tergeser terjun bebas, dan kalah pada Pilgub 2013. Padahal Dede Yusuf sejak awal selalu memuncaki hasil survey. –
Muradi
Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan Universitas Padjadjaran, Bandung
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. BOYOLALI KOMUNITAS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger