Presiden Joko Widodo lagi-lagi mengkritik masyarakat terutama di Pulau Jawa yang melontarkan protes dan menggelar demo ketika harga bahan bakar minyak (BBM) naik. Padahal, warga di Papua sudah lama membeli BBM dengan harga jauh lebih mahal.
Jokowi -panggilan beken Joko Widodo- mengatakan hal itu saat berpidato pada acara hari ulang tahun (HUT) Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) ke-18 di Hotel Dharmawangsa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (15/1). “Kita ini yang di Jawa naik Rp 500, Rp 1000, demonya tiga bulan,” ujar Jokowi.
Sementara warga Papua, katanya, selama bertahun-tahun membeli BBM dari 50.000 hingga mencapai Rp 100 ribu per liter. “Nggak pernah demo bertahun-tahun,” sambungnya.
Sebelumnya, pemerintah pada November 2016 telah mengeluarkan kebijakan satu harga BBM. Selama ini, harga BBM bersubsidi atau jenis premium di Papua terutama di daerah pegunungan bisa mencapai Rp 60 ribu-Rp 100 ribu per liter.
Harga itu jelas jauh lebih mahal ketimbang di Jawa yang hanya Rp 6.450 per liter. Namun, warga Papua memang tak pernah protes meski harus membayar BBM lebih mahal ketimbang masyarakat di Pulau Jawa.
Jokowi lantas menjelaskan, belum lama ini harga BBM yang naik adalah untuk jenis Pertamax dan Pertalite yang nonsubsidi. Namun, tetap saja ada yang demo.
“Padahal yang naik bukan premium-nya. Sekali lagi di Papua yang naik bertahun-tahun nggak pernah demo,” tuturnya.
Mantan wali kota Solo yang juga pengusaha mebel ini menegaskan, pemerintah sejak awal terus menjalankan kebijakan-kebijakan ekonomi yang berjiwa Pancasila. Yakni kebijakan ekonomi yang bernafaskan gotong royong dan mencerminkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Jokowi menegaskan, kebijakan itu juga harus diberlakukan pada harga BBM. “Inilah yang kita hantarkan untuk keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,”ujarnya lalu mesem-mesem. eramuslim
0 komentar:
Posting Komentar