Home » » Jateng masih kekurangan ribuan tenaga kerja di bidang tekstil

Jateng masih kekurangan ribuan tenaga kerja di bidang tekstil

Written By Boyolalikita on Senin, 30 Januari 2017 | 17.01.00

Sejumlah kabupaten/kota di Jawa Tengah kekurangan tenaga kerja di bidang tekstil sehingga harus mendatangkan dari luar daerah, kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Tengah Prasetyo Aribowo.
"Meski demikian, untuk mendatangkan tenaga kerja dari luar daerah juga tidak mudah dilakukan karena artinya mereka harus kos di sekitar pabrik dan ini mengakibatkan pengeluaran mereka semakin besar, tidak sesuai dengan penghasilan yang diperoleh," katanya di Semarang, kemarin seperti dikutip Antara.

Sebagai contoh, kebutuhan tenaga kerja di sektor industri tekstil khusus di Kabupaten Boyolali mencapai 12.000 tenaga kerja, namun hingga saat ini baru terpenuhi 8.000 tenaga kerja.
Menurut dia, permasalahan yang sama juga terjadi di beberapa daerah lain di Jawa Tengah dan beberapa sektor industri lain selain tekstil.
Melihat kondisi tersebut, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal bagi para pekerja sebagai upaya untuk memenuhi kekurangan tenaga kerja ini.
"Harapannya di daerah-daerah padat karya akan dibangun pemukiman untuk tenaga kerja, dengan begitu mereka tidak perlu keluar banyak biaya untuk kos," katanya.
Dia berharap, melalui keberadaan pemukiman bagi tenaga kerja ini, masyarakat dari luar kota yang ingin bekerja di kota tertentu tidak perlu ragu untuk datang karena kebutuhan papan sudah terpenuhi.
Prasetyo mengatakan beberapa daerah yang rencananya dapat dibangun pemukiman bagi tenaga kerja di antaranya Boyolali, Kabupaten Semarang, Jepara, Sukoharjo, dan Kendal. Dia berharap, keberadaan pemukiman untuk tenaga kerja ini bisa beriringan dengan tumbuhnya sektor industri di daerah-daerah tersebut.
Sementara itu, Prasetyo mengatakan sebetulnya angka masyarakat usia produktif di Jawa Tengah cukup besar, tetapi angka tersebut belum bisa memenuhi kebutuhan tenaga kerja terampil.
"Di sini bukan sekadar tenaga kerja yang artinya masyarakat usia kerja, tetapi dia juga harus terampil sehingga bisa mengikuti target produksi dari perusahaan," katanya
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. BOYOLALI KOMUNITAS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger