ilustrasi |
DUA kali dalam sepekan, sampah rumah tangga dari tujuh RT (tiga RW) di Desa Tawangsari, Kecamatan Teras, Boyolali dikumpulkan dan dikelola di tempat pengolahan sampah. Total sampah yang mencapai setengah ton itu dikelola Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Asri Berkah Mandiri dan disulap menjadi pupuk alami. Sejak dua tahun beroperasi, sampah yang dikelola enam anggota ini menghasilkan kompos hingga 250 kg. Setelah digiling kompos bisa didistribusikan ke masyarakat sebagai pupuk.
Menurut koordinator pengolah sampah, Rajiman, tak semua sampah rumah tangga diserap KSM-nya Sejauh ini baru sampah dari warga di tiga RW yang diolah.
Pasalnya, di tiga RW itu ada indikasi sampah rumah tangga dibuang di saluran irigasi dan sungai. Dengan mengumpulkan sampah itu dan didaur ulang, diharapkan kebiasaan warga membuang sampah kian terkikis, selanjutnya diambil petugas. Dampak positif yang didapat, lingkungan sekitar bisa terjaga karena masyarakat tidak membuang sampah sembarangan. ”Setiap Rabu dan Sabtu sampah warga dikumpulkan dan terhimpun setengah ton. Setelah dipilah dan dipilih, baru diolah di mesin penggilingan,” katanya, kemarin.
Sampah Terpadu
Rajiman mengatakan, proses pengolahan sampah yang dikerjakan timnya sudah mapan. Alih teknologi dari penggilingan sampai dengan pembusukan sampah sudah dikuasi anggotanya. Hanya, hasil akhir kompos masih belum dikemas secara bagus, karena hasil produksi masih dimanfaatkan sendiri oleh pemerintah desa dan sebagian masyarakat. ”Sejauh ini kami mampu memproduksi 200-250 kg kompos, dan siap menjadi pupuk tanaman,” imbuhnya.
Kepala Desa Tawangsari, Yayuk Tutik Supriyanti menambahkan, keberadaan pengolahan sampah mampu mengurangi pencemaran lingkungan. Masyarakat pun mendapatkan nilai lebih dari kegiatan tersebut. ”Pengolahan sampah itu malah memberikan hasil berupa kompos,” terangnya.
Yayuk menginformasikan, gedung pengolahan sampah terpadu masih menggunakan lahan kas desa. Pemerintah desa bekerja sama dengan warga setempat dalam proses pengumpulan sampah dari rumah tangga hingga sampai ke tempat pengolahan. Pupuk tersebut, imbuh Yayuk, sebagian nantinya akan digunakan untuk memupuk kebun buah naga yang ditanam di lahan kas desa. Konsep ini lebih terpadu antara pengolahan sampah dan pemanfaatan. SM
0 komentar:
Posting Komentar