Wakil Ketua DPRD Boyolali, Tugiman B. Semita, mendukung rencana Pemkab Boyolali terkait alokasi anggaran beasiswa pendidikan tinggi senilai Rp 20 miliar.
Alokasi anggaran ini tidak bisa dikontradiksikan dengan rendahnya indeks pembangunan manusia (IPM) di Boyolali kaitannya dengan pendidikan dasar.
“Memang, IPM di Boyolali masih sangat rendah, terutama yang berkaitan dengan pendidikan dasar. Namun, masalah rendahnya IPM ini, saya yakin bukan karena masalah anggaran. Pendidikan dasar sudah mendapatkan alokasi anggaran yang luar biasa besar baik dari daerah, provinsi, maupun pusat, tinggal bagaimana Disdikpora memaksimalkan anggaran itu,” kata Tugiman.
Dia sepakat adanya alokasi anggaran untuk pendidikan tinggi karena saat ini sudah memasuki era globalisasi yang memaksa daerah-daerah bersaing ketat. Dukungan APBD untuk merangsang masyarakatnya berpendidikan tinggi tetap diperlukan untuk menghadapi pasar bebas.
Harapannya muncul SDM yang smart, unggul, dan kompetitif. “Memang menurut saya tidak harus kuliah di luar negeri, di dalam negeri di universitas yang bagus kan juga tidak masalah.”
Tugiman mengatakan Disdikpora Boyolali harus mencermati data BPS tentang IPM tersebut. Mestinya data itu menjadi acuan khususnya untuk memperbaiki pengelolaan pendidikan dasar.
Menurut dia, daerah-daerah pinggiran seperti Selo dan Boyolali wilayah utara menyumbang cukup signifikan terhadap rendahnya IPM. “Ini kaitannya dengan kemiskinan, pembangunan infrastruktur yang belum merata, bahkan struktur sosial masyarakat. Banyak sekali kasus pernikahan dini di daerah-daerah tersebut. Baru lulus SD, SMP sudah disuruh menikah, sudah disuruh kerja,” ujar dia. solopos
0 komentar:
Posting Komentar