Salah seorang Profesor dari Institut Teknologi 10 Nopember (ITS) Prof.Ir. Mukhtasor M.Eng.,Ph.D mengkritisi larangan Kapolri terhadap Aksi Bela Islam jilid 3 yang akan berlangsung pada hari Jum'at 2 Desember 2016.
Melalui akun Facebook pribadinya, Prof Muhtasor mempertanyakan alasan larangan Aksi yang disampaikan Kapolri yang mengganggu ketertiban umum dengan pelaksaanaan Car Free Day di Jakarta tiap pekan.
"Car Free Day itu menutup jalan protokol. Apakah itu juga tegolong melanggar ketertiban umum dan menghambat ibu hamil ke Rumah Sakit?" Sindir Prof Mukhtasor melalui akun Facebook pribadinya, selasa(22/11/2016).
Dalam jumpa persnya enderal Tito Karnavian menjelaskan ada 2 alasan Aksi 2 Desember terlarang yaitu mengganggu hak asasi orang lain dan mengganggu ketertiban umum.
"Pertama, jangan mengganggu hak asasi orang lain, jalan protokol tidak boleh dihalangi, Kedua (jangan) mengganggu ketertiban umum, ibu-ibu mau melahirkan terganggu, angkutan bisa terganggu, bisa memacetkan Jakarta" ujar Tito, Senin (21/11/2016) Islamedia
ditempat terpisah GUSMUS
KH Ahmad Mustofa Bisri yang akrab disapa Gus Mus buka suara soal rencana sejumlah kelompok masyarakat, termasuk Front Pembela Islam, untuk menggelar demonstrasi dalam rupa salat Jumat di jalan-jalan protokol Jakarta pada Jumat 2 Desember pekan depan.
Melalui akun Twitter-nya, @gusmusgusmu, ulama besar yang juga mantan Rais Syura Nahdhlatul Ulama itu, berharap agar aksi itu tak digelar.
"Aku dengar kabar di ibu kota akan ada Jumatan di jalan raya. Mudah2an tidak benar," tulis Gus Mus pada Rabu malam (23/11/2016).
Melalui akun Twitter-nya, @gusmusgusmu, ulama besar yang juga mantan Rais Syura Nahdhlatul Ulama itu, berharap agar aksi itu tak digelar.
"Aku dengar kabar di ibu kota akan ada Jumatan di jalan raya. Mudah2an tidak benar," tulis Gus Mus pada Rabu malam (23/11/2016).
"Kalau benar, wah dalam sejarah Islam sejak zaman Rasulullah SAW baru kali ini ada bid'ah sedemikian besar. Dunia Islam pasti heran," imbuh Gus Mus.
Gus Mus selanjutnya mempertanyakan dalil-dalil dalam kitab suci dan kitab hadis yang dijadikan landasan untuk melakukan praktik salat Jumat di jalanan.
"Apakah Rasulullah SAW, para sahabat, dan tãbi'iin pernah melakukannya atau membolehkannya?" tanya Gus Mus.
"Apakah Rasulullah SAW, para sahabat, dan tãbi'iin pernah melakukannya atau membolehkannya?" tanya Gus Mus.
Meski demikian, ia tak tegas melarang umat Islam atau warga NU untuk tidak mengikuti aksi tersebut. Ia hanya mengimbau agar "saudara-saudaraku muslim yg percaya bahwa aku tidak punya kepentingan politik apa pun, kuimbau untuk memikirkan hal ini dengan pikiran jernih. Setelah itu silakan Anda bebas utk melakukan pilihan Anda. Aku hanya merasa bertanggung jawab mengasihi saudaraku."
Imbauan Gus Mus ini ditanggapi beragam oleh para pengguna Twitter. Ada yang mengamini pertimbangan Gus Mus, tetapi tak sedikit pula yang mempertanyakan dan menuduhnya imbauannya antidemokrasi.
"Demo di negara demokrasi seperti Indonesia ini sah adanya. Tapi poinku, adalah Salat Jumatnya. Demo setelah habis salat Jum'at kan bisa," jawab Gus Mus kepada salah satu penanya.
Setelah selesai menuliskan imbauannya, topik "Gus Mus" sempat menduduki urutan kedua dalam daftar 10 topik paling ramai di Twitter Indonesia pada Rabu malam hingga Kamis dini hari. suara
"Demo di negara demokrasi seperti Indonesia ini sah adanya. Tapi poinku, adalah Salat Jumatnya. Demo setelah habis salat Jum'at kan bisa," jawab Gus Mus kepada salah satu penanya.
Setelah selesai menuliskan imbauannya, topik "Gus Mus" sempat menduduki urutan kedua dalam daftar 10 topik paling ramai di Twitter Indonesia pada Rabu malam hingga Kamis dini hari. suara
0 komentar:
Posting Komentar