Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-36 tingkat nasional yang akan dipusatkan di Boyolali, 28-30 Oktober mendatang, akan dihadiri 2.200 delegasi dari berbagai daerah dan negara tetangga.
Empat puluh delegasi di antaranya adalah duta besar dari berbagai negara. Kendati demikian, kehadiran 40 duta besar itu belum terkonfirmasi.
Hal itu disampaikan Bupati Boyolali Seno Samodro di sela-sela rapat besar persiapan pelaksanaan HPS di Pendapa Alit Rumdin Bupati Boyolali, Kamis (6/10/2016) sebgaiman dicopas dari solopos
Rapat besar itu dipimpin Sekda Provinsi Jateng Sri Puryono dan dihadiri pelaksana tingkat nasional yakni Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian (Balitbangtan) dan Badan Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP).
Seno menjelaskan 2.200 delegasi itu juga berasal dari perwakilan seluruh kabupaten di Indonesia. Setiap kabupaten akan membuka stan produk unggulan termasuk mengirimkan petani-petani unggulan untuk berdialog dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Presiden Jokowi sudah mengonfirmasi kehadirannya dalam peringatan yang dipusatkan di beberapa lokasi di Boyolali, seperti Kompleks Pemkab Boyolali di Kemiri Mojosongo dan di lahan sawah Desa Trayu dan Tanjungsari Banyudono itu.
“Yang mengagetkan kami adalah Presiden menghendaki peringatan digelar sesederhana mungkin padahal kami sudah persiapkan berbagai event yang cukup megah,” kata Seno.
Seperti diketahui, dalam Peringatan HPS ini Balitbangtan dan BPTP akan memperkenalkan beragam teknologi baru di bidang pertanian yang akan dikembangkan dan diterapkan petani di seluruh Indonesia.
Beberapa teknologi pertanian yang sudah dipersiapkan antara lain sistem tanam jajar legawa super (jarwosuper) untuk tanaman padi. Sistem tanam ini diujicobakan pada lahan seluas 100 hektare di Desa Trayu dan Tanjungsari.
Selain itu, Balitbangtan juga memperkenalkan teknologi pestisida nabati dan hayati serta light trap untuk mengurangi organisme pengganggu tanaman.
Sedangkan pada demo plot tanaman hortikultura di area sekitar Kompleks Pemkab Boyolali, BPTP Jateng menerapkan sistem pengairan baru yang disebut irigasi tetes. Irigasi tetes dinilai cocok diterapkan di lahan kering yang banyak terdapat di wilayah Boyolali.
Di sela-sela rapat besar tersebut, tim dari Provinsi Jateng, Balitbangtan, dan BPTP meninjau demplot tanaman hortikultura tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar