Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali mulai bersiap menghadapi bencana kekeringan yang akan terjadi pada musim kemarau mendatang. Ada sebanyak 44 desa di enam kecamatan Boyolali yang rawan dilanda kekeringan.”Kami sudah lakukan pemetaan bersama muspika dan relawan. Berdasarkan pemetaan dan pengalaman musim kemarau tahun lalu, ada 44 desa di Boyolali yang rawan dilanda kekeringan,” ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Boyolali Purwanto.
Sebanyak 44 desa itu, lanjut Purwanto, tersebar di enam kecamatan, antara lain Juwangi, Kemusu, Wonosegoro, Karanggede, Andong, dan Musuk. Rinciannya, di wilayah Kecamatan Musuk ada 13 desa yang rawan kekeringan, Wonosegoro 13 desa, Kemusu lima desa, Andong enam desa, Karanggede dua desa, dan Juwangi lima desa. Hampir di setiap musim kemarau, masyarakat di desa-desa tersebut selalu mengalami kekerungan air bersih. Sebabnya, tidak ada cukup sumber air di wilayah mereka. Untuk memperoleh air bersih, warga mengandalkan sumur atau tandon. Namun jika sudah dua bulan dilanda kemarau, sumur mengering.
Warga yang mampu akhirnya membeli air. Sedangkan yang tidak, terpaksa mengambil air di sendang yang masih tersisa dan mengajukan bantuan ke pemerintah. Menurut Purwanto, dalam waktu dekat ini, BPBD bakal membentuk posko di tiap kantor kecamatan yang wilayahnya rawan dilanda kekeringan dengan melibatkan muspika dan relawan setempat. Pendirian posko di kecamatan-kecamatan setempat diperlukan agar penanggulangan kekeringan di tengah masyarakat. Seperti dengan memberikan bantuan droping air bersih, bisa segera dilakukan.
Informasi yang diterima BPBD Boyolali dari BMKG Jateng, di bulan April ini sifat hujan di Boyolali sudah dibawa normal dengan curah hujan antara 201 sampai 300 milimeter. Adapun pada Juni, Juli, Agustus, September mulai masuk puncak kemarau.
Untuk menghadapi bencana kekeringan di musim kemarau, Purwanto menegaskan, BPBD Boyolali juga sudah menyiapkan mobil tangki untuk droping air bersih untuk masyarakat di wilayah-wilayah yang terdampak kekeringan. Ada dua unit mobil tangki yang disiagakan di BPBD. Kemudian, ada enam di PUDAM dan satu di PMI. Pihaknya, pun akan mengusulkan anggaran droping air bersih ke BNPB. Anggaran bakal diajukan setelah musim hujan selesai.
suara merdeka
0 komentar:
Posting Komentar