Meski Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali menyatakan kondisi bendungan Sipendok kritis, namun warga di Desa Ciandisari, Ampel, masih tetap tenang. Aktivitas harian masih dilakukan warga dibawah ancaman jebolnya Bendungan Sipendok.
“Masih tetap tenang,tapi kita terus lakukan pemantauan dan mendokumentasikan kondisi terbaru,” kata Joko Yuwono, Ketua Remaja Merbabu, Selasa (12/1).
Meski begitu, warga tetap meningkatkan kewaspadaan saat curah hujan tinggi. Selama sebulan terakhir, perubahan yang terjadi bendungan Sipendok sangat signifikan. Selain longsoran bebatuan, air di Sipendok mulai meluap saat curah hujan tinggi. Meski saat ini kondisi air surut, karena sudah dua hari hujan tidak turun.
“Kalau melihat bendungan, tidak menutup kemungkinan akan jebol, tapi kapan, kita tidak tahu, butuh kajian teknis,” tambahnya.
Sementara itu, menurut Kades Candisari, Yayuk Budiati, ada tiga dusun yang berdampak langsung jika Sipendok jebol. Namun, pihaknya berharap bencana tersebut tidak terjadi. Meski begitu, warga tetap waspada. Pihaknya berharap ada upaya jangka panjang untuk mengantisipasi bencana tersebut.
“Prediksi warga juga masih jauh, BPBD juga belum menginstruksikan untuk mengungsi, berarti masih aman,” imbuh Yayuk.
Terpisah, Kasi Kedaruratan BPBD Boyolali, Kurniawan Fajar Prasetya, dari survei kemarin, berharap potensi banjir bila Sipendok jebol bisa diminimalisir dengan banyaknya tikungan di sepanjang aliran sungai dan jurang. Setidaknya ada 132 tikungan aliran sungai di jalur Sipendok.
“Tapi banjir hanya butuh waktu 30 menit sampai di kampung terdekat,” tandasnya.
0 komentar:
Posting Komentar