Pada musim kemarau tahun ini, para petani di Kabupaten Boyolali berharap harga tembakau bisa kembali tinggi. Setelah tahun lalu, harga tembakau di tempat mereka sempat anjlok.
Petani tembakau di Desa Jenangan, Kecamatan Sawit Darmono (37) menjelaskan saat ini memasuki pergantian musim sehingga mengalihkan sebagian lahannya seluas 2.500 meter untuk menanam tembakau, karena dirinya optimis tahun ini harga tembakau tidak lagi anjlok.
Diakui, selama tahun lalu harga tembakau sawah lebih rendah dibandingkan tembakau di wilayah pegunungan. Tahun lalu untuk tembakau sawah perkilogramnya hanya diharga tujuh ribu hingga delapan ribu perkilogram.
Saya optimis, tahun ini harga tembakau bisa lebih baik lagi. Kemungkinan bisa seperti petani tembakau dipegunungan yang mencapai Rp 50 ribu hingga Rp 60 ribu,”tuturnya, Minggu (26/7/2015).
Menurut Darmono, terdongkraknya harga tembakau tahun ini, bisa dikatakan karena mulai sedikitnya petani menanam tembakau di desanya. “Biasanya, bila hanya sedikit petani yang menanam tembakau, harganya akan naik,” imbuhnya.
Disis lain, Supriyanto warga Desa Gedangann, Kecamatan Cepogo membenarkan bila harga tembakau saat ini bagus. Namun saat ini, sebagian besar tanaman tembakau belum memasuki masa panen. Kebanyakan tanaman tembakau baru memasuki fase munggel atau baru saja dipotong bagian pucuk supaya daun-daun di bawahnya cepat tua. Diperkirakan baru sekitar sepuluh hari ke depan tanaman tembakau bisa dipanen.
Supriyanto menjelaskan, untuk harga tembakau, di lahan miliknya seluas 500 meter persegi sudah ditawar Rp 1 Juta. Namun ada juga petani yang enggan melepas tanaman tembakau seluas 1.000 meter persegi dengan harga Rp 3 Juta. Padahal tahun kemarin, harga tembakau untuk luasan 3.000 meterpersegi hanya dijual Rp 6,5 Juta.
“Hasil tanam tembakau tahun ini cukup menjanjikan. Hanya saja pihaknya berharap harga tembakau tidak menjadi permainan tengkulak . Kita tunggu penebas dengan harga tinggi, sembari menunggu daun tembakau tua,”tuturnya.
0 komentar:
Posting Komentar