BOYOLALI - Jumlah pendaki ke puncak Gunung Merapi melalui pintu pendakian di Dukuh Plalangan, Desa Lencoh, Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, menurun pascahujan abu vulkanik.
"Jumlah pendaki sejak terjadinya embusan abu vulkanik Gunung Merapi, Senin (10/3) hingga Kamis, sepi atau hampir tidak ada pecinta alam melakukan pendakian ke puncak," kata Koordinator Posko SAR Barameru jalur pendakian Merapi Samsuri, di Plalangan, Boyolali, Kamis.
Menurut Samsuri, jumlah pendaki ke puncak Merapi pada malam hari libur atau Sabtu (8/3) mencapai sekitar 40 hingga 50 orang. Mereka datang dari berbagai daerah antara lain Yogyakarta, Solo, Semarang, dan Jawa Barat.
Bahkan, ada 10 orang pendaki dari luar negeri melakukan pendakian pada Minggu (9/3) malam. Merapi saat terjadi embusan abu vulkanik di puncak, rombongan pendaki itu, posisi sedang tengah perjalanan turun.
"Pendaki dari warga asing itu, justru meminta kembali ke puncak untuk melihat langsung. Namun, warga yang menjadi penunjuk pendakian yang mendampingi turis itu, ketakutan mengajak mereka turun," kata Samsuri.
Menurut dia, sebelum peristiwa embusan abu vulkanik Merapi memang diawali getaran-getaran kecil. Setelah itu, Merapi mengembuskan asab warna hitam ke atas.
Namun, lanjut dia, kondisi di puncak Merapi kemudian beransur-ansur mengeluarkan asab berwarna putih. Kondisi mengeluarkan asab putih itu, normal.
Kendati demikian, pihaknya juga sudah mengimbau kepada pendaki sebelum melakukan pendakian tidak sampai ke puncak. Mereka posisinya hanya sampai di Pasar Bubar.
"Jarak Pasar Bubar dari base camp New Selo Plalangan, sekitar 2,5 kilometer. Jika Pasar Bubar menuju puncak jaraknya sekitar satu kilometer atau perjalanan sekitar satu jam," katanya.
Pihak mengimbau para pendaki tetap waspada menjaga keselamatan jiwa saat mendakian. Jika terjadi kabut tebal dengan jarak pandang kurang dari satu meter, pendaki diminta berhenti dan jangan berpencar dari temannya.
Menurut dia, di kawasan puncak sering turun hujan dan kadang-kadang terjadi angin kencang atau cuaca cukup ekstrim.
Pendaki harus ekstra hati-hati, jika kondisi cuaca sudah terang mereka bisa melanjutkan perjalanan. Pendaki jangan lupa membawa perlengakapan seperti jas hujan, jaket tebal, tenda, dan bekal secukupnya.
okezone
"Jumlah pendaki sejak terjadinya embusan abu vulkanik Gunung Merapi, Senin (10/3) hingga Kamis, sepi atau hampir tidak ada pecinta alam melakukan pendakian ke puncak," kata Koordinator Posko SAR Barameru jalur pendakian Merapi Samsuri, di Plalangan, Boyolali, Kamis.
Menurut Samsuri, jumlah pendaki ke puncak Merapi pada malam hari libur atau Sabtu (8/3) mencapai sekitar 40 hingga 50 orang. Mereka datang dari berbagai daerah antara lain Yogyakarta, Solo, Semarang, dan Jawa Barat.
Bahkan, ada 10 orang pendaki dari luar negeri melakukan pendakian pada Minggu (9/3) malam. Merapi saat terjadi embusan abu vulkanik di puncak, rombongan pendaki itu, posisi sedang tengah perjalanan turun.
"Pendaki dari warga asing itu, justru meminta kembali ke puncak untuk melihat langsung. Namun, warga yang menjadi penunjuk pendakian yang mendampingi turis itu, ketakutan mengajak mereka turun," kata Samsuri.
Menurut dia, sebelum peristiwa embusan abu vulkanik Merapi memang diawali getaran-getaran kecil. Setelah itu, Merapi mengembuskan asab warna hitam ke atas.
Namun, lanjut dia, kondisi di puncak Merapi kemudian beransur-ansur mengeluarkan asab berwarna putih. Kondisi mengeluarkan asab putih itu, normal.
Kendati demikian, pihaknya juga sudah mengimbau kepada pendaki sebelum melakukan pendakian tidak sampai ke puncak. Mereka posisinya hanya sampai di Pasar Bubar.
"Jarak Pasar Bubar dari base camp New Selo Plalangan, sekitar 2,5 kilometer. Jika Pasar Bubar menuju puncak jaraknya sekitar satu kilometer atau perjalanan sekitar satu jam," katanya.
Pihak mengimbau para pendaki tetap waspada menjaga keselamatan jiwa saat mendakian. Jika terjadi kabut tebal dengan jarak pandang kurang dari satu meter, pendaki diminta berhenti dan jangan berpencar dari temannya.
Menurut dia, di kawasan puncak sering turun hujan dan kadang-kadang terjadi angin kencang atau cuaca cukup ekstrim.
Pendaki harus ekstra hati-hati, jika kondisi cuaca sudah terang mereka bisa melanjutkan perjalanan. Pendaki jangan lupa membawa perlengakapan seperti jas hujan, jaket tebal, tenda, dan bekal secukupnya.
okezone
0 komentar:
Posting Komentar