Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kota Surakarta, mengajak semua pemerintah daerah (Pemda) berkomitmen untuk ikut memerangi adanya rentenir yang sering merugikan para nasabahnya.
"Pemda eks Keresidenan Surakarta komitmen ikut membantu OJK melawan rentenir uang beroperasi di daerah-daerah," kata Kepala OJK Surakarta, Laksono Dwionggo seperti dikutip Antara.
Laksono mengatakan peran OJK, Bank Indonesia (BI), dan instansi lainnya membantu daerah agar akses keuangan berjalan lebih cepat, sehingga dampaknya masyarakat akan meningkat. Oleh karena itu, Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD), terus bagaimana mendorong masing-masing daerah secara bertahap dan disesuaikan dengan inklusi keuangan daerah itu sendiri.
Menurut Laksono, pengambilan kredit selama ini di daerah melalui rentenir yang bunganya sangat mahal. Oleh kerana itu, pihaknya membuat program kredit melati sehingga para pedagang yang tidak mempunyai akses perbankan bisa mendapatkan fasilitas lebih murah.
"Program itu, didorong agar inklusi keuangan ke masyarakat yang paling bawah bisa dilaksanakan dengan baik," kata Laksono.
Lebih lanjut Laksono menjelaskan pihaknya selain sudah membahas dengan Pemda Kota Surakarta, Boyolali, kini sedang berbicara dengan Bupati Sragen dan Wonogiri untuk melawan rentenir. Dijelaskan, kredit melati tersebut pihak bank yang mendatangi memberikan pinjaman ke nasabah, dan hal ini akan terus disempurnakan agar akses keuangan ke pasar lebih cepat.
Teknisnya, pada pedagang pasar misalnya sebagai nasabah, tidak lagi menggunakan jasa rentenir yang bunganya sangat mahal. Melati bungannya hanya tiga persen per tahun seperti yang sudah berjalan di Solo.
Ia mengatakan OJK akan mengarahkan penyaluran kredit perbankan ke sektor-sektor ekonomi prioritas seperti infrastruktur, pangan dan energi, kemaritiman, kesehatan, dan sektor prioritas lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar