Kasus antraks yang terjadi di Kabupaten Kulonprogo, DIY tak mempengaruhi kegiatan jual beli ternak sapi di Boyolali. Namun demikian, masyarakat tetap diminta waspada. Menurut Kepala Disnakkan Boyolali, Bambang Jiyanto gairah jual beli masyarakat di pasar hewan di Boyolali tak berkurang. Pasar hewan tersebut antara lain, Pasar Hewan Sunggingan, Pasar Hewan Simo, Pasar Hewan Ampel, Pasar Hewan Klego dan Pasar Hewan Karanggede.
”Kenyataan, adanya kasus antraks di Kulonprogo tak mempengaruhi minat beli ternak di Boyolali. Saya juga sudah memastikan bahwa kondisi ternak di Boyolali aman,” katanya. Diungkapkan, sejak jauh hari pihaknya telah melakukan berbagai cara untuk mengantisipasi penyakit tersebut. Salah satunya dengan melakukan †vaksinasi di wilayah yang pernah terjadi serangan penyakit antraks.
”Desa Sempu, Kecamatan Andong dari dulu kami awasi mengingat pernah ada kasus antraks di sana.” Disnakkan juga rutin melakukan vaksinasi ternak 5 bulan sekali. Tak hanya itu, pihaknya juga melakuka
n pemeriksaan kesehatan hewan serta menguji kondisi tanah di laboratorium untuk mencegah anthraks muncul lagi. Pihaknya juga melakukan pengawasan ketat terhadap hewan ternak yang keluar masuk wilayah Boyolali. Pengawasan ketat dilakukan dengan menggandeng Dinas Kesehatan, sebab serangan penyakit pada hewan biasanya juga mempunyai imbas pada kesehatan manusia.
”Tapi masyarkat tak perlu khawatir. Jika memasak dagingnya benar, yakni dalam suhu lebih dari 100 derajat celcius, maka sapi yang terindikasi terkena penyakit antraks itu tak akan menular.” Apalagi sebenarnya bakteri penyebab antraks ini dapat dengan mudah dibasmi dengan disenfektan. Namun jika bakteri itu sudah berubah menjadi spora maka akan sulit dimusnahkan dan bahkan dapat bertahan di alam selama 40 tahun.
”Jadi apabila ada sapi mendadak mati dan seluruh lubangnya mengeluarkan darah, jangan di sembelih atau dikubur. Ternak itu harus dibakar agar bakteri dalam darah tidak berkembang jadi spora di dalam tanah.
0 komentar:
Posting Komentar