Industri Kecil Menengah (IKM) yang berada di Dusun Tumang, Desa Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah memproduksi kerajinan logam berkualitas eskpor. Sebanyak 53 persen hasil kerajinan yang diproduksi industri di desa tersebut bahkan sudah berhasil memasuki pasar ekspor di Prancis, Australia dan Amerika Serikat, sisanya barulah untuk memenuhi permintaan di pasar lokal.
Produk-produk yang dihasilkan sentra industri Desa Cepogo antara lain lampu hias, meja, hiasan dinding, wastafel, kubah masjid, bath-tub dan patung.
Dirjen IKM Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih mengatakan, potensi yang besar itu akan terus dikembangkan demi meningkatkan kualitas produk dan menambah variasi disain. "Kami juga akan mendorong tumbuhnya wirausahawan baru di sini melalui fasilitas pemberian peralatan dan pelatihan," ujar Gati, seperti dituturkan Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Perindustrian, Jumat (20/1).
Kemenperin mencatat, sentra IKM logam Tumang memiliki nilai investasi sebesar Rp 5,4 miliar pada 2015. Saat ini, ada 640 unit usaha yang menyerap 2.344 tenaga kerja. Satu unit usaha mampu mempekerjakan 4-10 orang karyawan.
Selain menjadi sentra industri kerajinan logam, Dusun Tumang juga kerap menjadi tujuan wisata turis asing. Kepala Desa Cepogo Mawardi mengatakan, umumnya turis asing datang untuk mengunjungi workshop dan showroom yang berada di sepanjang jalan desa.
Salah satu perajin, Mansyur dari Daffi Art Galery mengatakan, usaha mandirinya telah mempekerjakan lima orang karyawan. Meskipun tergolong kecil, ia mampu menggaji karyawannya sekitar Rp 8.000 sampai Rp 50 ribu per hari.
Untuk mengelola usahanya, Mansyur membeli bahan baku dari Solo dan Semarang melalui distributor. Selain itu, ia juga membutuhkan bahan pendukung lainnya, seperti besi, kaca, akrilik, karbit, fiberglass, cat, dan berbagai macam bahan kimia. Republika
0 komentar:
Posting Komentar