
Boyolali — Ratusan pengunjung dari berbagai daerah memadati komplek masjid Ciptomulyo Pengging Banyudono Boyolali, Jumat sore (27/12). Mereka menunggu ribuan apem kukus keong mas dibagikan. Tradisi sebaran apem keong mas sendiri dilakukan secara turun temurun pada pertengahan bulan sapar.
Sebelum dibagikan, dua buah gunungan apem kukus keong mas diarak dari halaman Kecamatan Banyudono menuju ke Komplek Masjid Ciptomulyo yang berjarak 1,5 kilometer. Arak-arakan dua buah gunungan apem tersebut diikuti kebo bule keturunan Kyai Slamet dan prajurit keraton.
Dua buah panggung telah disiapkan panitia untuk membagikan apem kukus keong mas kepada pengunjung dengan cara disebar. Pengunjung yang sudah memadati lokasi sejak siang, tidak sabar menunggu prosesi acara. Akibatnya,
Gunungan apem kukus kecil yang diletakkan di Masjid, saat diarak menuju ke panggung sudah diserbu warga.
Tradisi sebaran apem keong mas sendiri dimulai sejak jaman pujangga kraton, Yosodipuro, dimana kala itu masyarakat mengeluhkan serangan hama keong mas dan tikus yang mengakibatkan gagal panen. Oleh Yosodipuro, petani diminta untuk memasak hama keong mas dengan cara dikukus dan dibungkus dengan janur. Sejak saat itu, hama keong mas menghilang dan petani kembali bisa menikmati panen.
Wakil Bupati Boyolali, Agus Purmanto, inti dari tradisi ini adalah kebersamaan untuk bersama-sama berkumpul. Dimana saat itu, Yosodipura menggunakan tradisi sebaran apem kukus keong mas untuk berdakwah, agar masyarakat bisa hidup damai. Disisi lain, pihaknya berharap, tradisi ini dikemas menjadi paket wisata yang tidak hanya menarik bagi wisatawan lokal namun juga wisatawan luar.
0 komentar:
Posting Komentar