Petani Boyolali di wilayah lumbung padi diminta meningkatkan kewaspadaan dengan penyebaran pupuk palsu.
![]() |
ilustrasi saja |
Meski sampai detik ini belum ada laporan atas okunum yang melakukan praktik ilegal itu. Namun, kehati-hatian atas kecurangan itu agar ditingkatkan. Pasalnya, pada masa pemupukan saat ini, ada saja oknum yang mencari kesempatan dalam kesempitan ”Pada masa sekarang, saya minta petani waspada dengan pihak-pihak yang mencoba menjual pupuk palsu,” kata Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Dispertanbunhut) Boyolali, Bambang Purwadi, yang dihubungi, kemarin.
Dikatakan, pada umumnya model penyebaran pupuk palsu ini dilakukan secara tertutup. Oknum memanfaatkan celah dengan mendatangi petani di lapangan yang tanaman padinya memasuki masa pemupukan. Petani langsung ditawari pupuk dengan harga murah.
Pasokan Stabil
Lebih lanjut, Bambang memastikan pasokan pupuk di wilayah Boyolali stabil. Sampai Desember 2016 ini, persediaan pupuk dari berbagi jenis cukup. ”Stok pupuk baik jenis urea, ZA, Phonska, SP36 maupun pupuk organik di gudang dan pengecer, masih mencukupi hingga akhir Desember,” katanya.
Data Dispertanbunhut menyebutkan, pada 2016 mendapat kouta pupuk untuk jenis pupuk urea sebanyak 27.000 ton, pupuk SP36 (7.220 ton), phonska (13.220 ton), ZA sebanyak 8.630 ton, dan pupuk petroganik (4.760 ton). Legi (56), petani di Sindon, Ngemplak, mengatakan, dirinya mengaku kapok membeli pupuk yang dijual tidak di toko atau koperasi. Meski murah, pupuk yang dibelinya itu malah mendatangkan kesialan. ”Padi saya langsung terkena hama usai disebar pupuk murahan,” katanya. Ia akhirnya memilih membeli pupuk di agen atau pengecer pupuk yang asli. Dan tak mau lagi membeli pupuk dari pedagang keliling. SM
0 komentar:
Posting Komentar