
Setelah pembangunan pasar senilai Rp 6 miliar yang didanai dari APBN tersebut kelar, kesan Pasar Sambi yang kumuh saat ini sudah hilang. Atap yang semula bocor saat ini sudah rapat dengan rangka dari baja. Lantai los dan kios pasar yang dulu becek saat ini sudah berganti keramik. Halaman pasar dipasangi paving. Pasar dibuat satu lantai saja, sebab selama ini, ada anggapan bahwa pasar tradisional dengan dua lantai, pengunjungnya tak terdistribusi merata. proses transaksi di lantai dua cenderung sepi.
Pengawas proyek, Gumelar, Senin (12/12) mengatakan, pembangunan pasar sudah selesai sesuai jadwal, yakni akhir November lalu. Di gedung pasar yang baru, selain los dan kios yang akan menampung ratusan pedagang kios dan oprokan, juga terdapat berbagai fasilitas lain untuk mendukung kenyamanan pasar, diantaranya adalah ruang menyusui. Dengan adanya ruang tersebut, para ibu muda yang mesti menyusui bayinya kini tak perlu bingung sebab ada ruangan khusus.
"Selama proses pembangunan semua lancar, tak ada kendala berarti," katanya.
Selama proses pembangunan, ratusan pedagang dipindah ke lapangan Desa Tempursari, yang jaraknya hanya selemparan batu dari lokasi pasar. Salah satu pedagang, Sarno (41) mengatakan, adanya bangunan pasar baru dan megah, diharapkan bisa meningkatkan arus transaksi perdagangan. Sebab kondisi pasar yang bagus bisa membuat pembeli dan pedagang betah berlama-lama di pasar.
"Dulu kalau sudah siang pasar jadi sepi karena pengap. Kalau musim hujan biasanya bocor dan becek. Kalau kondisinya seperti itu, tentu malas berada lama-lama di pasar," katanya.
Setelah selesai dibangun, ia berharap agar pasar tersebut segera diresmikan sehingga bisa secepatnya digunakan oleh para pedagang.
"Pastinya kalau pasar nyaman, pembeli juga ramai," tandasnya.Kr
0 komentar:
Posting Komentar