Home » , » Asal Usul Gunung Madu dan Perjuangan di Boyolali

Asal Usul Gunung Madu dan Perjuangan di Boyolali

Written By Boyolalikita on Jumat, 25 November 2016 | 19.23.00

 Gunung Madu merupakan salah satu gunung tertinggi yang ada di wilayah Boyolali setelah Gunung Merapi (Selo), Merbabu (Ampel), dan Gunung Tugel (Simo). Gunung Madu berada di Desa Tanjung, Klego, Boyolali. Ketinggian gunung mencapai 95,6 mpdl dan memiliki luas sekitar 500 meter persegi.
Lokasi Gunung Madu berada di perbatasan Kecamatan Andong dan Sambi. Di tebing Gunung Madu terdapat 12 gua. Sebagian besar pintu utama gua tersebut berada di pinggir jalan raya Simo-Klego. Gua itu dibangun pada zaman penjajahan Jepang dan dijadikan tempat persembunyian warga setempat untuk perang gerilya melawan Jepang.
Kepala Desa Tanjung, Suyadi, mengatakan pada zaman penjajahan Jepang, di kawasan itu dijadikan lahan tanaman tebu untuk memproduksi gula oleh Jepang sehingga diberi nama Gunung Madu. Tak jauh dari kantor Desa Tanjung, lanjut dia, dulunya dijadikan tempat perumahan tentara Jepang beserta pimpinannya.
“Pejuang pada saat itu bersatu melawan Jepang dengan membuat gua sebagai tempat persembunyian,” ujar Suyadi saat ditemui Solopos.com di kantonya, Jumat (1/3/2016).
Suyadi mengatakan gua itu dibangun sekitar 2 km dari lokasi perumahan tentara Jepang. Kedalaman gua sekitar 15-20 meter dan ketinggiannya dua sampai tiga meter. Setiap gua mampu menampung sebanyak 70-80 orang. “Orang Jepang tidak berani masuk gua karena kondisi gua sangat gelap dan curam,” kata dia.
Semua rumah penduduk, lanjut dia, dihancurkan Jepang sehingga warga menjadikan gua sebagai lokasi persembunyian sekaligus sebagai tempat tinggal. Ia mengatakan dari 12 gua yang dibangun sekarang tinggal tersisa sebanyak enam gua akibat tertutup longsor. “Gua tersebut mulai ditinggalkan warga setempat setelah Jepang kalah dengan Belanda,” kata dia.
Suyadi mengatakan saksi sejarah perjuangan melawan Jepang di lereng Gunung Madu, Klego masih dapat dilihat sampai sekarang. Sebanyak enam gua tersebut akan dijadikan lokasi wisata sejarah. Di Gunung Madu juga terdapat makam Kyai Nogorunting yang merupakan salah satu tokoh yang menyebarkan agama Islam di kawasan Boyolali utara.
“Bekas rumah tentara masih ada tetapi jumlahnya tinggal sedikit karena banyak beralih fungsi,” kata dia.
Sementara itu, seorang warga Desa Tanjung, Sunarjo, mengatakan kondisi gua sekarang tidak terawat dan sangat memprihatinkan. Gua tersebut layak masuk sebagai kawasan cagar budaya (BCB) yang dilindungi negara.
“Kami berharap pemdes [pemerintah desa] segera menjadikan gua itu sebagai tempat wisata. Kalau terus dibiarkan seperti ini justru dijadikan tempat mesum,” kata dia. solopos
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. BOYOLALI KOMUNITAS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger