Penguasaan legislatif dan eksekutif di boyolali, disinyalir membuat pemerintahan kabupaten boyolali menjadi kurang kritik, dan hampir semua kebijakan tidak bisa docounter baik oleh Legislatif maupun kekuatan non parlemen. hal tersebut masih juga kurang dapat diimbangi dengan kekuatan medsos yang ada karena masyarakat boyolali yang masih belum semuanya melek medsos.
sebelum berbicara mengenai bagaimana menghidupkan demokrasi dari sisi parlementer berikut ini kami tampilkan :
Kekuatan PDIP Boyolali :
Penyebab (eksternal) Mengapa PDIP semakin Kuat karena :
Konsekuensi dari :
sebelum berbicara mengenai bagaimana menghidupkan demokrasi dari sisi parlementer berikut ini kami tampilkan :
Kekuatan PDIP Boyolali :
- PDIP adalah pemilik kursi terbanyak diboyolali separuh lebih, dari 45 kursi....25 kursi dikuasai oleh PDIP perjuangan. dan hampir disetiap dapil PDIP menang telak lebih dari 50 %. artinya PDIP hampir menguasai seluruh dapil.
- PDIP adalah bisa dikatakan pengusung tunggal bupati dan wakil bupati boyolali periode ini 2016-2020. kedua-duanya adalah kader PDIP Tulen... Seno samudro adalah wakil bupati satu periode dan bupati dua periode... sedangkan said hidayat adalah ketua bappilu PDIP pada pemilu legislatif sebelumnya yang dapat meningkatkan jumlah suara kursi PDIP menjadi 25 kursi
- Presiden 2014-2019 adalah kader PDIP dan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah adalah kader PDIP semua.
- caleg yang dipasang oleh PDIP di Boyolali adalah orang-orang tangguh dengan modal besar sebagian besar adalah petahana dan sebagian lainnya adalah para kontraktor yang memiliki modal besar.
- Penguasaan secara masif birokrasi dari tingkat RT hingga Pemerintahan kabupaten dengan segala caranya baik dengan cara halus maupun dengan ancaman mutasi yang dinilai cukup efektif
Penyebab (eksternal) Mengapa PDIP semakin Kuat karena :
- Berkurangnya kekuatan GOLKAR, kursi GOLKAR berkurang dimana pada masa peride sebelumnya memiliki 8 kursi, menjadi 6 kursi
- Tumbangnya demokrat dari 6 kursi menjadi hanya satu kursi itupun sang ketua juga tidak mendapat kursi tersebut
- Berkurangnya Kursi PKB dari 3 menjadi 1 kursi
- Mandulnya PKB, dimana kekuatan NU yang ada diboyolali masih belum digarap secara optimal oleh PKB, arah dukungan PKB pada periode Seno-Agus ternyata tidak mampu mendongkrak perolehan legislatif PKB. justru kader-kader NU yang diakar rumput akhirnya mendukung PDIP.
- Pecahnya PAN dimana sebagian pengurus pindah ke Nasdem sehingga perolehannya dari 5 menjadi 3 kursi, ini disinyalir diduga terjadi karena adanya main mata pengurus yang lama dengan penguasa.
- Meskipun Gerindra mampu menambah perolehan kursi dari 1 menjadi 4
- sedangkan PKS masih stagnan dari 4 kursi tetap menjadi 4 kursi
- PPP dan Hanura semakin tergerus tanpa kursi sekalipun dari masing-masing 1 menjadi tidak ada.
- banyaknya tokoh masyarakat yang tidak mau memunculkan diri ataupun enggan dalam front berhadapan dengan parati penguasa.
Konsekuensi dari :
- Keberhasilan pemerintahan PDIP boyolali akan menjadi milik PDIP Boyolali sendiri, meskipun Nasdem, PPP mendukung, maka kredit kesuksesan hanya akan dimiliki oleh Pemerintahan PDIP boyolali, sebaliknya jika ketidakberhasilan pemerintahan boyolali maka partai pengusung dan pendukung lainnya juga akan terkena getahnya.
- mendekat ke penguasa sekarang sebenarnya tidak begitu menguntungkan, karena segala sepak terjang pemerintahan hanya milik PDIP semata, yang lain hanya numpang minum, atau snack aja.
- partai-partai lain sebaiknya menjauh dari pemerintahan dan PDIP untuk melakukan konsolidasi menjelang pemilihan legislatif, mungkin masih lekat diingatan bagaimana istilah PNS kendil yang dipopulerkan Bramastia, ataupun gerakan-gerakan yang tak terlihat (iuran sumbangan, grup-grup PNS per Kecamatan) membuat partai-partai seakan berenang didalam air penuh batu bertuliskan PDIP...hee
- bagaimana bentuk konsolidasi dan peran-peran masing masing partai di boyolali... dapat dijabarkan sendiri masing-masing setelah melihat uraian diatas...
- semoga demokrasi diboyolali semakin meriah... dan penuh damai tanpa intimidasi...
to be continued
0 komentar:
Posting Komentar