Home » » Inilah mengapa Padi Rojolele sudah jarang dibudidayakan oleh Petani Boyolali

Inilah mengapa Padi Rojolele sudah jarang dibudidayakan oleh Petani Boyolali

Written By Boyolalikita on Minggu, 22 Mei 2016 | 19.19.00

Padi jenis Rojolele mulai langka ditanam petani. Di wilayah Banyudono, padi Rojolele dulu banyak ditanam petani di Desa Jembungan, Jipangan, Sambon dan Kuwiran. Sifat sifat khas mengapa  tanaman ini sudah jarang dibudidayakan antara lain :


1. Kurang tahan Hama

Dari lahan seluas 3.000 meter persegi dan 2.500 meter persegi, keuntungan yang didapat bisa mencapai Rp 10 juta untuk beras giling pecah sedangkan untuk varietas lain paling maksimal hanya bisa mendapatkan Rp 6 – Rp 7 juta,

2. Pemeliharaannya terlalu Rumit

Meskipun Harga jual padi Rojolele masih tinggi dibanding jenis lain. Saat ini, harga beras Rojolele perkilogram mencapai Rp 12.500, tapi pemilharaan jenis ini cukup rumit

3. Umurnya panjang.

Masa panen jenis ini lebih lama dibanding jenis lain, yaitu 4 bulan, sedangkan jenis lainnya berkisar 3 bulan.

4. Pasar sudah jarang menjual bibit Jenis ini

Menurut salah satu petani Rojo Lele Suratno, sebagimana diwrtakan timlo" ia mengaku sudah puluhan tahun bertahan menanam padi yang beroma wangi ini. Meski demikian, pemeliharaan padi Rojolele ini lebih sulit dibandingkan jenis lain. Selain . Namun, keuntungan yang didapat lebih menjanjikan. ” jelasnya.

Meski begitu, selain rentan serangan hama, kendala yang dihadapi saat ini adalah kesulitan mencari bibit padi jenis Rojolele. Pasalnya, toko pertanian sudah jarang menjual bibit Rojolele, karena sebagian besar petani memilih menanam jenis lain.

“Terpaksa tiap kali panen, saya sisakan untuk bibit,” imbuhnya.



Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. BOYOLALI KOMUNITAS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger