Ribuan warga dari berbagai wilayah di Boyolali memenuhi petilasan Ki Ageng Singoprono di kaki Gunung Tugel, Desa Nglembu, Simo, Boyolali, Selasa (12/1), untuk mencari berkah dalam acara haul. Tradisi ini diawali dengan kirab 4 tumpeng kiblat Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat berikut sejumlah pusaka.
Kirab empat tumpeng dimulai dari rumah warga menuju ke petilasan. Untuk naik ke petilasan, peserta kirab yang terdiri dari abdi dalem Keraton Surakarta dan warga, harus menaiki tangga yang jumlahnya mencapai puluhan. Setelah sampai di lokasi petilasan Ki Ageng Singoprono, tumpeng kemudian dikeluarkan.“Nanti dibagikan ke pengunjung,” kata Sekretaris Panitia, KRT Surojo.
Diceritakan oleh Surojo, haul ini dilakukan untuk memperingati perjuangan Ki Ageng Singoprono dalam menyiarkan agama Islam. Selain itu, KI Ageng juga dikenal ahli pertanian dan mengajarkan keahlian tersebut kepada warga. Selain itu, Ki Ageng Singoprono ini merupakan keturunan Prabu Brawijaya V atau Jaka Tingkir. Keturunan Singoprono banyak yang menjadi raja-raja di Keraton.
“Saat itu beliau ini menjadi demang, sosoknya yang amat halus, berbudi luhur dan bijaksana, karena itu mendapat gelar Singoprono dan disegani oleh semua orang, sampai sekarang masih banyak yang berziarah kesini,” tambahnya.
Surojo sendiri berharap, tradisi haul ini bisa menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Petilasan Ki Ageng Singoprono, yang berada di Kaki Gunung Tugel. Sementara dalam haul tersebut, tidak hanya dihadiri warga Boyolali namun juga warga dari Kabupaten Semarang.
0 komentar:
Posting Komentar