Kondisi sepakbola nasional benar-benar sudah tak menentu. Kisruhnya hingga detik ini belum juga kelar. Organisasi PSSI dibekukan oleh FIFA, kompetisi berhenti, pemain main tarkam bahkan ada yang nganggur, pun klub-klub ada yang membubarkan diri.
Isu terhangat dari kondisi itu kemudian mencuat adanya mafia sepakbola yang bisa mengatur skor pertandingan. Isu pengaturan skor menyeruak ke permukaan setelah pria yang mengaku sebagai perantara match fixing berinisial BS, memiliki rekaman pengaturan skor yang melibatkan Timnas U-23 saat berlaga di SEA Games 2015.
Bola panas kemudian terus menggelinding, apalagi setelah hari-hari terakhir ini publik dikejutkan oleh pernyataan Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga KRMT Roy Suryo.
Roy yang juga pakar telematika menyebut bahwa rekaman percakapan pengaturan skor oleh seseorang yang mengaku pelaku pengatur skor pertandingan sepakbola, dilakukan di lantai tiga Kantor Kemenpora.
Pernyataan itu muncul setelah sebelumnya Roy Suryo yang menjadi salah seorang narasumber di acaraNews DotPol yang disiarkan secara langsung oleh Inews TV, pada Rabu 1 Juli 2015, mengatakan kalau rekaman pembicaraan pelaku pengaturan skor yang sempat beredar luas di media, ternyata dibuat di lantai tiga gedung Kemenpora Senayan, Jakarta.
”Rekaman betul ada. Direkam, ya. Itu direkam di lantai tiga dan sengaja dibuat,” ungkap Roy Suryo di program News Dotpol, Rabu, 1 Juli 2015.
Dugaan yang dikemukakan Roy dibuktikan dengan melacak lokasi hasil rekaman yang beredar di media massa dengan metode CDRI (Call Data Record Information).
“Metode Cek Data CDRI ini paling lazim digunakan untuk melacak data-data teknis yang diperlukan,” kata Roy.
Dirinya pun menambahkan, metode ini mampu menjabarkan setiap detail teknis yang berkenaan dengan pembuatan rekaman tersebut. Dalam CDRI itu, terdapat data nomor pengirim, penerima, durasi, lokasi, dan petunjuk lainnya dengan jelas.
Oleh karena itu, hasil dari CDRI itu membuktikan rekaman dilakukan di Kemenpora.
Dirinya merasa curiga rekaman itu hanya dibuat-buat. Karena hasil percakapan dengan seorang mafia terkesan sangat mudah. Bahkan, kemungkinan skor yang disebut dalam rekaman itu hanya ditebak dan bertepatan dengan hasil yang diraih timnas.
Bagi Roy, mafia sepakbola memang harus dibasmi. Tapi, tidak dengan bukti-bukti yang membuat olahragawan merasa sedih.
Dirinya sangat sedih, saat skuat timnas U-23 bersama pelatih tiba di Indonesia dari Singapura, langsung diambut isu yang tidak mengenakkan. Mereka disuguhi tuduhan ikut mengatur skor kekalahan Indonesia dari Thailand dan Vietnam di SEA Games 2015.
“Kalau mau usut mafia bola semuanya pasti setuju. Tapi, tidak dengan bukti yang dibuat-buat dan asal menuduh,” imbuh Roy.
Pernyataan Roy pun ramai di Twitter pribadinya, @KRMT Roy Suryo. Sejumlah media online menulis dan memberitakan hal ini. Bahkan muncul hastag #MafiaABAL2.
Roy Suryo sendiri punya alasan kenapa dirinya mengungkap bahwa rekaman Mafia Bola berasal dari Kemenpora. Alasannya, dia tak ingin Imam Nahrawi, Menpora, dimanfaatkan pihak-pihak tak bertanggung jawab di sekitarnya.
”Saya ini kasihan sama pak Menteri (Imam Nahrawi). Saya nggak mau dia “dikerjai’ sama pihak-pihak tak bertanggung jawab yang ada di sekitarnya,” tutur Roy seperti dimuat di salah satu media online.
0 komentar:
Posting Komentar