Hingga bulan ini enam warga Boyolali meninggal akibat terserang Demam Berdarah Dengue (DBD). Terakhir, seorang balita berusia 4,5 tahun, Faizatul Muna, warga Dukuh Ngeboran, Desa Karang Duren, Kecamatan Sawit, meninggal pada Sabtu (06/06/2015) pekan lalu.
Kepala Bidang Pengendalian Pemberantasan Penyalit dan Penyehatan Lingkungan (P3PL) Dinas Kesehatan Boyolali Achmad Muzayin, Senin (08/06/2015) menjelaskan, balita yang meninggal akibat DBD pekan lalu masuk dalam kategori kasus Dengue Shock Syndrome (DSS), yakni kasus DBD dimana penderita sudah dalam fase DBD yang cukup parah dengan mengalami shock akibat kandungan trombosit darah menurun drastis.
Dia membandingkan, bila kasus DBD normal tanpa pengobatan penderita mencapai fase DSS pada pekan ke empat. Namun untuk kasus DSS, penderita mencapai fase shock dalam waktu satu hingga dua minggu saja.
Penyebab DSS ini, lanjutnya, ada tiga faktor kemungkinan, yakni faktor Ketahanan tubuh si penderita, keterlambatan pengobatan atau penanganan medis, dan terakhir akibat keganasan virus dengue.
"Yang paling berbahaya bila DSS ini diakibatkan keganasan virus yang dibawa nyamuk. Sampai saat ini kasus yang di Sawit masih belum bisa disimpulkan penyebabnya sebab masih diperiksa," terang Muzayin
Terimakasih artikel nya sangat membantu
BalasHapus