Menurunnya debit air Embung Musuk yang menjadi salah satu sumber penyuplai air, membuat PDAM Boyolali melakukan penghematan dengan mengurangi pasokan air untuk kebutuhan air bersih. PDAM juga memaksimalkan pengoperasian sumur agar untuk mencukupi kebutuhan air bersih.
Dirut PDAM Boyolali, Cahyo Sumarso, Jumat (03/10/2014) mengatakan, saat ini debit air di embung berkapasitas 80 ribu meter kubik tersebut tinggal tersisa sepertiganya saja. Bila tak ada hujan dalam waktu dekat, diperkirakan persedian air PDAM dari Embung Musuk akan habis pada akhir bulan ini. Sementara sisa air yang ada di embung diperlukan untuk kebutuhan pemeliharaan embung tersebut.
Untuk menyiasati berkurangnya menipisnya persediaan air dari embung tersebut, PDAM terpaksa melakukan upaya penghematan denganmengurangi jumlah debit air. Bila pada kondisi normal, debit air yang dialirkan PDAM dari embung untuk pengadaan air bersih sebanyak 30 liter per detik, saat ini dikurangi menjadi hanya 3 - 5 liter per detik. Air tersebut kemudian diolah di bak penampungan, tak jauh dari embung, untuk kemudian disalurkan ke masyarakat.
“Selama ini, Embung Musuk sangat membantu dalam memaksimalkan pelayanan PDAM. Selain sebagai salah satu sumber air bersih, lokasi embung yang berada di ketinggian membuat PDAM tak mengeluarkan dana listrik ataupun solar untuk kebutuhan pengaliran,” terang Cahyo.
Untuk menjaga debit pasokan air bersih, imbuhnya, PDAM juga mengoptimalkan pengoperasian sumur, dari waktu operasional semula maksimal 8 jam menjadi 23 jam dalam sehari. Praktis penambahan jam operasional tersebut membuat beban biaya operasional bertambah.
“Meski berbagai cara sudah dilakukan, PDAM belum bisa melayani pelanggan secara maksimal. Pelayanan air bersih terpaksa digilir sesuai kebutuhan, utamanya bagi para pelanggan di wilayah Desa Sukorame Kecamatan Musuk, Desa Madu Kecamatan Mojosongo, sebagian pelanggan di wilayah Boyolali kota,” tandasnya.
0 komentar:
Posting Komentar