Home » , » Angka Kematian Ibu dan Bayi di Boyolali Masih Tinggi

Angka Kematian Ibu dan Bayi di Boyolali Masih Tinggi

Written By Boyolalikita on Rabu, 27 Agustus 2014 | 02.40.00

Angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Boyolali saat ini masih tergolong tinggi.
Data yang terkumpul hingga Juni 2014, tercatat angka kematian ibu (AKI) sebanyak 106/100.000 kelahiran hidup. Sementara angka kematian bayi (AKB) sejumlah 7/1.000 kelahiran hidup.
Kabid Pelayanan Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, dr. Sherly Jeanne, mengatakan penyebab kematian ibu dan bayi tinggi di Kota Susu lebih banyak karena faktor medis, misalnya eklamsi atau gejala keracunan air ketuban.
“Keracunan air ketuban menyebabkan tensi seorang ibu menjadi tinggi saat mulai hamil, melahirkan, dan nifas. Keracunan itu membuat seorang ibu merasa tidak kuat dengan kondisi kandungannya,” kata Sherly saat dijumpai solopos.com di sela-sela acara pelatihanPemberdayaan Petugas Kesehatan dan Maysrakat Bidang kesehatan Maternal dan Neonatal oleh Tim Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) di Akademi Kebidanan (Akbid) Estu Utomo, Tlatar, Boyolali, Selasa (27/8).
ilustrasi (Istimewa)Sherly mengatajan faktor nonmedis juga berakibat pada tingginya kematian ibu dan anak di Boyolali. Angka kematian ibu dan bayi tersebut, kata dia, sangat berhubungan erat dengan angka kemiskinan.
“Penanggulangan persoalan kemiskinan memang perlu dilakukan secara komprehensif. Tidak bisa menjadi alasan angka kematian ibu dan bayi meningkat,” ujar Sherly.
Sementara itu, Guru Besar Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku FKM UI, Prof. dr. Hadi Pratomo, mengatakan semua pihak, baik pemerintah maupun swasta perlu melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kapasitas petugas kesehatan dalam menanggulangi kemungkinan terjadi kematian ibu dan bayi.

Pengetahuan dan ketrampilan yang perlu diketahui oleh bidan serta kader kesehatan, lanjut Hadi, terkait inisiasi menyusui dini (IMD), pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif, serta metode perawatan.
“Dari 100 bayi lahir, terdapat 10 sampai 15 mengalami BBLR [bayi berat lahir rendah]. Dengan kondisi itu, saat ini kami juga sedang giat memopulerkan perawatan metode kanguru (PMK) bagi bayi baru lahir. Suhu tubuh BBLR yang tidak stabil akan terus membaik dan bisa beradaptasi jika diletakkan di perut ibu. Kami yakin metode tersebut dapat mengurangi risiko kematian bayi,” imbuh Hadi.
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. BOYOLALI KOMUNITAS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger