Menurut Yulianto Prabowo, kasus serangan penyakit tersebut telah dilaporkan ke Dinkes Boyolali pada dua pekan terakhir ini.
Menurut dia, gejala sakit yang diderita korban terjadi sejak 11 Maret 2014. Mereka rata-rata meninggal dunia setelah satu pekan menunjukkan gejala sakit itu.
Pihaknya dari hasil penyelidikan terhadap lima korban tertular penyakit tersebut saat bekerja di sawah, sedangkan satu lainnya terjangkit di rumahnya.
Lima warga yang terserang penyakit hingga meninggal dunia tersebut, yakni Sumarno (59) warga Desa Jeron, Nogosari; Siti Muzayanah (42), warga Potronayan, Nogosari; Sakirah (74) warga Sindon, Ngemplak; Harso Dikromo (73) warga Ngargorejo, Ngemplak; dan Warso Jiman (85), warga Sembungan, Nogosari.
"Satu pasien yang berhasil selamat yakni Teguh (50) warga Desa Bendo, Nogosari Boyolali," katanya.
Ia menjelaskan, penyebab penyakit tersebut, yakni bakteri Leptospira yang dibawa oleh binatang tikus dan menular melalui air kencingnya.
Selain itu, bakteri tersebut juga dapat diidap binatang menyusui atau mamalia lainnya, antara lain kucing, sapi, babi, dan kambing. Penularannya bisa terjadi dengan kontak air kencing mamalia yang mengidap bakteri tersebut.
Bahkan, penularan penyakit tersebut bisa melalui makanan maupun minuman yang tercemar bakteri terkait.
Menurut dia, gejala sakit yang diderita korban terjadi sejak 11 Maret 2014. Mereka rata-rata meninggal dunia setelah satu pekan menunjukkan gejala sakit itu.
Pihaknya dari hasil penyelidikan terhadap lima korban tertular penyakit tersebut saat bekerja di sawah, sedangkan satu lainnya terjangkit di rumahnya.
Lima warga yang terserang penyakit hingga meninggal dunia tersebut, yakni Sumarno (59) warga Desa Jeron, Nogosari; Siti Muzayanah (42), warga Potronayan, Nogosari; Sakirah (74) warga Sindon, Ngemplak; Harso Dikromo (73) warga Ngargorejo, Ngemplak; dan Warso Jiman (85), warga Sembungan, Nogosari.
"Satu pasien yang berhasil selamat yakni Teguh (50) warga Desa Bendo, Nogosari Boyolali," katanya.
Ia menjelaskan, penyebab penyakit tersebut, yakni bakteri Leptospira yang dibawa oleh binatang tikus dan menular melalui air kencingnya.
Selain itu, bakteri tersebut juga dapat diidap binatang menyusui atau mamalia lainnya, antara lain kucing, sapi, babi, dan kambing. Penularannya bisa terjadi dengan kontak air kencing mamalia yang mengidap bakteri tersebut.
Bahkan, penularan penyakit tersebut bisa melalui makanan maupun minuman yang tercemar bakteri terkait.
"Penderita tang terkena penyakit ini, ciri-cirinya gejala ringan, antara lain demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, mual muntah, mata merah," katanya.
Pasien yang menderita penyakit tersebut jika tidak segera diobati dapat menyebabkan gejala lanjutan seperti sakit kuning, gagal ginjal, hingga pendarahan pada kulit .
Bahkan, penderita jika kondisinya sudah berat menyebabkan meninggal dunia karena yang diserang organ dalamnya tubuh.
Kenbdati demikian, pihaknya sudah melakukan penyuluhan dan pengobatan kepada warga yang rentan tertular penyakit tersebut. Pihaknya juga melakukan penangkapan tikus maupun pengecekan kencing hewan ternak di dua daerah tersebut.
Boyolali Tercatat lima dari enam warga di Kecamatan Nogosari dan Ngemplak Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, meninggal dunia akibat terserang penyakit "kencing tikus" atau disebut "Leptospirosis".
Pihaknya bekerja sama dengan Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Banjarnegara, untuk melakukan pemeriksaan populasi tikus di wilayah terdampak, Kepala Dinkes Boyolali Yulianto Prabowo, di Boyolali, Selasa.
sumber : antara
0 komentar:
Posting Komentar