Boyolali — Petani di wilayah Desa Temon, Kecamatan Simo, Boyolali, diresahkan dengan hasil tanam mereka yang terserang penyakit. Padi yang siap panen ternyata dalamnya tidak berisi bulir padi dan kering. Petani sendiri mengaku kebingungan dengan jenis penyakit yang menyerang tanaman mereka. Serangan ini sudah muncul sejak 2 tahun ini.
Magimin (60) petani dari Dusun Ngrandu, Desa Temon, Kecamatan Simo, Boyolali, Jumat (28/2) menjelaskan, sampai saat ini belum diketahui apa yang menyebabkan penyakit tersebut. Entah disebabkan oleh jamur atau hama yang lain. Petani di wilayahnya menyebut penyakit kecekak atau padi bunuh diri. Untuk pola serangan penyakit tersebut acak. Berganti-ganti dari satu petak ke petak lainnya tiap kali masa panen dan sulit diprediksi.
“Sulit diprediksi seranganya, kita sudah lapor ke Dinas Pertanuan, tapi belum ada hasil yang memuaskan, penyakit ini jenisnyaa apa juga belum terindentifikasi,” tandas Magimin.
Berbagai upaya sudah dilakukan, seperti menganti dengan bibit yang baru, namun hasilnya tetap sama. Petanipun hanya bisa pasrah dan untung-untungan untuk hasil panen. Bila mujur, hanya sedikit tanaman padi yang terserang. Tapi bila kurang beruntung, kerugian akibat kerusakan bisa separuh dari yang ditanam. Padahal di desa tersebut, tanaman padi menjadi penopang utama ekonomi warga. Kondisi ini sangat membebani petani.
“Kita sangat terbebani, kita harapkan segera ada penyelesaian,sehingga panen bisa kembali menghasilkan,” ungkap Joko petani lain.
0 komentar:
Posting Komentar